Rabu, 19 Mei 2010

Bore Up Mio 58,5 mm & 65 mm


Setelah mengikuti perkembangan bore up Mio hingga ramai diaplikasi dipakai balap, gerai variasi pun makin getol meluncurkan varian part bore up ke pasaran. Khususnya ukuran 58,5 mm dan 65 mm. Disini ada aturan yang menarik untuk diikuti, sehubungan dengan mekanis mesin skutik yang selalu bergasing di rpm tinggi.

“Paling mengkhawatirkan adalah sisa ketebalan liner yang ideal serta tinggi pantat silinder, agar tetap aman, ”buka Ayung dari Rayya Perkasa Motosport di Kalibutuh 131, Surabaya.

Sesuai dengan hasil riset dan data yang dikumpulkan, untuk bore up 65 mm ketebalan liner adalah 2,5 mm. Sedang yang bore up 58,5 mm perhitungan sisa ketebalan liner nya masih aman dalam hitungan 4,5 mm. Bagaimana dengan tinggi piston yang ideal ? Hal ini layaknya dijadikan prioritas saat proses bore up. Sebab tinggi piston juga berpengaruh dengan keamanan piston itu sendiri.

“Kalau terlalu tinggi dan lebih dari 38,5 mm, bisa jadi ketika piston berada di TMB pantat piston akan membentur stang piston dan daun as kruk. Tinggi piston 37,5 mm berlaku buat bore up 65 mm, ”ingat Ayung.

Sedang bore up 58,5 mm, tinggi pistonnya dapat memakai ukuran 38,5 mm. Sebab, makin kecilnya diameter piston, makin jauh pula jarak pantat piston dengan stang piston. Sehingga masih aman meskipun lebih tinggi dimensi pistonnya.

Beda dengan bagian tinggi pantat linernya, kalau bore up 65 mm tinggi pantat liner dapat diaplikasi dengan tinggi 21 mm. Dan yang bore up 58,5 mm, untuk tinggi pantat linernya bisa memakai 20 mm. “Kalau di bagian ini hanya mengikuti dimensi tinggi piston, untuk memastikan keseluruhan bodi piston mendapat pelumasan maksimal,”yakin Ayung. .: pid

Yamaha Mio '08 Solo: NYETEL KE DRAG STYLE


Menganut aliran racing look bagi pembesut matic drag bike memang cukup mudah. Pasalnya, nggak butuh modal gede dan peras keringat seperti drag beneran, hasil dan tampang modifikasi ranah ini lebih memuaskan.

Nggak heran, Leo dari komunitas Moncelo Solo pun memastikan Yamaha Mio miliknya juga dipermak aliran serupa. "Modifikasi balap lokal paling gaul dan lagi digandrungi. Murah, mudah tapi asyik. Harus diikuti tapi nggak harus contek sana-sini," kelakarnya.

Bersama squad Moncelo, Leo pun mempermak motor keluaran 2008 ini full telanjang, minim bodi dan menyiratkan gaya drag bike Indonesia. Wheelbase pendek, jok minim dan setang ditekuk abis.

So pasti, tetap ada unsur keindahan dengan saputan airbrush menarik di sekujur rangkanya. Leburan brush garapan RFL Paint ini nggak asal semprot, tapi diberi karakter khusus yakni tribal minimalis dengan tiga warna utama. Kuning, gradasi oranye dan pink. Agar kian klop, tiga warna ini tak hanya diterapkan di rangka, tapi juga di komponen lain, termasuk bodi mungil di depan hingga CVT Box.

Khusus bagian kaki, Leo lebih dulu mendandaninya dengan part ceking, seperti pelek model U-shape dengan karet hitam ala slick. Dipilih ring 17 sehingga kesannya mungil tapi kuencang.
Sisi mesin, tak dirombak secara frontal. Hanya variasinya yang dipadu padankan dengan bagus, seperti pemakaian pengapian racing, oil cooler hingga knalpot CLD Racing. Semuanya ikut menambah performa luar drag style yang rapi jali, meskipun minimalis binti manis. .: punk

SPEK MODIFY
SOK DPN ; Kawahara, CAKRAM DPN : Ride-It, MASTER / KALIPER : Brembo, TROMOL DPN : Trusty, SOK BLK ; YSS, TROMOL : Trusty, PELEK DPN / BLK : 120-17, BAN DPN / BLK : 60/80-17, ENGINE ; Korek harian, PISTON : GL Neo tech, KARBU / INTAKE : NSR-SP, OIL COOLER : Daytona, FOOTPEG : AHRS, STABILIZER : Laytona, GAS SPONTAN ; TDR, EPOXY / CAT / CLEAR : Danagloss, KNALPOT : MCC Solo, BRUSHER : RFL Paintbrush - Solo 085727861530.