
Pabrikan terlihat masih malu-malu terlibat di balapan matik. Honda belum mau melirik, Yamaha memberi gambaran produknya adalah tunggangan cewek yang tidak pas buat balapan. Namun, di pentas Indonesia Super Matic Race 2010 putaran-1 di Kemayoran Jakarta (3-4/04) kemarin, beberapa petinggi Honda dan Yamaha hadir.
“Tentu saja, mereka memliki misi tersendiri,” senyum Krisna Yudistira, dedengkot Okzigen sebagai EO Penyelenggara. Mustahil hanya sekedar menonton saja. “Kita mensupport event ini dengan memberikan hadiah 36 Motor,” ujar Julius Aslan, Direktur Marketing AHM (Astra Honda Motor). AHM ternyata melihat dan merespon pasar matik yang makin berkembang signifikan.
“Tidak menutup kemungkinan, kita akan mensupport tim seperti di Motoprix dan Indoprix 2010,” tambahnya sambil berpromo postur Honda Beat unggul dalam manuver di tikungan-tikungan sempit.
Tidak hanya sampai di sini. Yamaha juga mulai pasang ancang-ancang. Mereka mengorbitkan tim yang selama ini memang konsen di balapan matik. “Kita disupport pabrikan Yamaha untuk ikut seri-seri ini. Namun memang belum siap karena faktor waktu yang mepet. Seri selanjutnya akan tampil di beberapa kelas,“ tutur Mukti Ali, manajer sekaligus owner tim Yamaha Warid MDI yang mengandalkan joki pemula Tony Rahmawan.
“Kita sedang menjajak kelas-kelas mana yang produktif untuk diseriusi dan tidak mau ketinggalan dengan yang lain,” timpal Ari Wibisono, Manager Motosport YMKI (Yamaha Motor Kencana Indonesia) yang terlihat serius mengamati.
Tentu saja, pihak pabrikan lain macam Suzuki, Kawasaki dan lainnya ke depan tidak mau kalah. Berbagai persiapan dan strategi mungkin akan dikeluarkan pada saat yang tepat. Kita tunggu saja ! “So, jika pabrikan mulai serius, ke depan matic-race akan makin berkualitas,” optimis Tommy Huang, produsen CDI BRT yang juga salah satu aktor dilangsungkannya hajatan ini dan Henry Tedjakusuma, owner PT. Tarakusuma Indah, produsen helm KYT yang juga mensupport penuh.
Alhasil, ini potensi yang memang harus dikembangkan. Ogy
REGULASI NON-IMI, SEEDED LEWAT QTT !
“Ada yang menarik, boleh disebut agak kontroversial juga sehubungan penetapan status pembalap yang berlaga di Indonesian Super Matic Race 2010 putaran perdana ini,” terang Andi Warid dari tim Yamaha Warid MDI.
Ia mengkritik atas berbagai aturan main yang tergolong memberatkan peserta. Misal soal kewajiban menggunakan banyak produk dengan label tertentu, juga scrut yang kurang mendalam.
Kembali ke soal semula. Jadi status rider yang dikeluarkan IMI (Pemula atau Seeded) bisa berubah setelah melihat output alias hasil sesi QTT (Qualifying Time Trial). Dalam matic-race sendiri populer disebut Novice dan Open.
Berikut detailnya. Joki pemula yang telah melakukan QTT dan mencatat waktu yang jauh meninggalkan lawan, ditetapkan naik ke level seeded. Jadi bertarung dengan starter kategori open/seeded.
Perlu Bukti ? Dialami Wahyu Aji (Dumasari Fourteen Yamaha SMS KYT) yang menurut IMI jelas dan tegas berada di tingkatan pemula, namun setelah QTT Matic 115 CC Novice dinaikkan ke kaum open atau seeded. So, bagi Wahyu Aji dijamin memberatkan, karena dia harus bertarung dengan petarung yang bukan levelnya. Persaingan lebih berat.
“Seharusnya tetap merujuk norma IMI. Alasan pihak panitia, keputusan ini mengacu pada regulasi komunitas matic-race ini,” sesal Wahyu yang akhirnya tidak beroleh podium lima besar.
Boleh jadi, penyelenggara ingin menciptakan nuansa pertarungan yang sengit dengan waktu yang beda-beda tipis. Apalagi IMI memang belum menerbitkan peraturan baku. :: ogy