
Perjalanan seri Motoprix 2010 region II (Jawa) tahun ini tergolong lebih variatif dan ketat dari tahun sebelumnya. Perfoma pacuan pabrikan Honda dan Kawasaki terbukti lebih bertaji dan kerap mengacaukan dominasi Yamaha.
Terbukti saat putaran II Banten lalu, Honda mencuri podium juara di seeded MP2 (110 cc). Namun dalam seri III bertajuk TDR YSS Comet Motoprix 2010, yang dipentaskan BRO (Bima Racing Organizer) yang dikomandoi Orin Sugawa, kembali Yamaha mengambil supremasi dengan memborong 6 kelas. Bahkan menguasai hingga tiga besar, hanya runner-up pemula MP4 (125 cc) yang direbut pasukan Kawasaki.
Menarik dicermati, perkembangan riset yang dilakukan. Maklum saja, beberapa mekanik mengklaim kudapacu MP2nya mampu menembus angka 23-24 HP (horse power). Investigasi otre, beberapa tuner lebih fokus pada hal-hal di luar topik camshaft dan kompresi. Yuk kita selami lebih dalam !
Mulai masalah pengapian. Tuner Heru Kate, mengadopsi CDI Rextor label RR (Ready to Race) terbaru yang lebih mungil dibarengi magnet Vega pada kudabesi milik pemula Adi Bontot (Yamaha Sentral Mandiri BKMS IRC Rextor) yang berhasil merebut juara pemula MP3 (110 cc).
“Jeroannya lebih berkualitas macam SCR dan lainnya,” terang M Novel dari PT. Rextor Technology Indonesia yang juga hadir.
Tidak mau kalah, mekanik Avizena Hura (Yamaha KYT FDR SMS) yang mengawal Yoga Adi Pratama dan sukses meraih podium terbaik MP2 (110 cc), memakai CDI BRT I-Max Super Pro yang dilengkapi 28 kurva dipadu magnet racing YZ 125.
Termasuk kiliker Waskito “Merit” Ngubaeni (Yamaha Khepoth Federal Oil Indoparts FDR KYT) yang pede dengan magnet Daytona. Dipastikan mereka ingin menciptakan proses pembakaran yang lebih baik hingga menghasilkan output tenaga yang lebih optimal.
Lain hal Haris Sakti Prabowo, singkat disapa Mlethiz yang fokus pada test-case lubang porting anyar yang lebih lebar menjadi 26 mm (MP1). “Dibuat lebih tearah hingga gas aktif ke ruang bakar lebih padat.
Power lebih gahar,” tutur Mlethiz yang mampu membuat rider naungan Anggi Permana (Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya) merebut jawara seeded MP1 (125 cc) dan kedua di MP2 (110 cc).
Yang menarik, begawan 4 Tak, Ibnu Sambodo (Kawasaki IRC NHK Rextor Manual Tech) mengklaim dapat membuat posisi kruk-as lebih presisi dari bawaan asli motor Kawasaki.
“Penyimpangan yang tersisa 0,1 mm dari sebelumnya seputar 0,25 mm. Ini bicara sehubungan balap. Alhasil, sangat berpengaruh menyangkut vibrasi atau getaran dan dayatahan,” tegas Pak De, sapaan akrabnya, mengaku lebih maksimal dengan karbu konvensional PWK ketimbang FCR.
Disamping topik mesin dan pengapian tadi, berbagai part pendukung juga sedang diriset. “Kita sedang mencoba sok YSS terbaru RG 362 280 TRC pada besutan Anggi Permana,” beber Benny Rachmawan, Research & Development Mitra 2000.
“Pada intinya, kita mendukung penuh segala upaya tim yang kita support untuk meriset tunggangannya. Kita ingin yang terbaik,” timpal Supriyono dari produsen helm NHK yang cenderung lebih banyak mendukung tim-tim berbasic Honda.
TAMBAH SERI
Ada kabar menarik, Motoprix 2010 bakal akan ada seri tambahan. Sebelumnya memang diberitakan IMI cukup 6 seri. Jadi 3 putaran yang telah berlangsung (Jakarta, Banten dan Jateng) ditambah Jogja dan Jabar dua kali. Tanggalnyapun sudah disebar kemana-mana.
Perkembangan terbaru di paddock akan segera diselenggarakan seri Motoprix Surabaya (22-23 Mei) yang sebelumnya tidak mendapat jatah. Lebih membingungkan, berkembang info ditambah dua seri lagi. Sudah bisa diperkirakan, jika hal tersebut benar terjadi akan memberatkan tim.
“Ini diluar schedule yang udah disepakati. Biaya kan makin membengkak,“ serentak Arief Cahyadi dan Samsul Bahari serta Sri “Gandhoel” Hartanto, masing-masing pemilik tim Yamaha KYT FDR SMS, Yamaha Pertamina IRC dan Yamaha Rextor GRM. .: ogy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar